Senin, 03 Februari 2014

Rasa yang Salah



Berawal dari biasa saja hingga akhirnya menjadi sesuatu yang luar biasa.
Hati memang tidak dapat dibohongi, hati tak dapat ditutupi, dan hati tak dapat mengelak
Hati selalu menunjukkan apa yang yang sebenanya ia rasakan, hingga akhirnya rasa itu
Menjadi sebuah kepedulian, kepedulian yang bisa membuat dekat dengannya, kepedulian
Yang bisa membuat lebih tahu tentang dirinya, dan kepedulian yang membuat sakit.

Sakit karena terlalu peduli, sakit karena rasa itu ada di dalam hati, sakit karena rasa itu
Tak dapat terungkapkan  dan seharusnya rasa itu tidak untuk diungkapkan. Dan berharap  rasa itu
Dapat pergi, pergi seiring dirimu telah bersamanya. Namun sayang, rasa itu tetap ada, dan sulit
untuk pergi, bahkan menambah keperihan, menambah kesakitan, dan tak jarang air matapun harus
rela membasahi pipi.
Tuhan, rasa ini wajarkan ?
Tuhan, ini tidak salah kan ?
Tidak salah jika rasa itu ada untuk dirinya. Tak dapat dipungkiri dirinya terlalu indah, hingga rasa
yang Biasa menjadi luar biasa. Oh Tuhan, bagaimana bisa rasa itu pergi ?! sementara dirinya begitu
indah Sangat indah, tapi Tuhan kesadaran itu ada, tak mungkin rasa itu terungkap. Tak mungkin rasa
ini berlanjut menjadi indah seindah dirinya, yang ada hanya kepedihan kepedihan karena perasaan.
Entah kapan rasa ini akan pergi, sementara dirinya tak semudah itu untuk dilupakan begitu saja
Walau tak pernah ada sesuatu yang terjalin. Tapi kepedulian yang menyakitkan itu tetap ada, karena
Inilah cara untuk tetap dekat dengannya. Tetap mengetahui tentang dirinya.
Tuhan, mungkinkah rasa yang tak seharusnya tak terungkapkan sudah ia ketahui ?
Jika iya, berharap ada pengertian. kalau itu wajar dan kamu dapat memahaminya...
dan maaf, maaf jika kau kusayangi ,maaf jika kau terusik dengan rasa itu.
Tuhan, jaga dia, biarlah rasa ini menjadi kenangan ,kenangan yang indah dan menyakitkan.
Tuhan ,  lindungi dia dan berilah yang terbaik untuk dirinya.

Hari terus berganti, hingga akhirnya tiba pada saatnya, saat yang menyedihkan , saat yang mengaharukan, namun saat itu mungkin dapat menjadi saat yang membuat semunya berakhir , rasaku berakhir untukmu, rasa tanpa kesan, rasa yang hambar, rasa yang menyakitkan.
Dan semuanya harus seperti biasa, dimana rasa itu tak pernah ada, dimana semuanya baik-baik saja, dan dimana semuanya terasa indah. Atau bahkan hilang tanpa jejak, pergi, pergi meninggalkan ini. Mungkin ini salah, namun bagimu ini benar.
Tuhan, kenapa rasa itu harus ada ? harus ada untuknya? rasa yang hanya menjadi duri, yang menusuk hati. Menjauh mungkin lebih baik dibandingkan begini. Ini hanya akan menambah duri, duri yang terus menusuk hati hingga akhirnya air mata harus rela membasahi pipi.
Tapi kenapa harus begini ? kenapa harus ada sekat, padahal rasa itu tak bermuara juga..?kenapa harus ada benci, padahal rasa itu tak berbuah manis. Kenapa harus ,harus, dan harus seperti ini ?jika rasa ini dapat hilangkan sejak awal,ingin rasanya menghilangkan rasa ini. Jika rasa ini dapat tidak merasakan apa-apa, rasa ini akan biasa saja. Tapi inilah rasa, rasa yang yang tak semudah itu untuk pergi, rasa yang tak mudah untuk hilang, rasa yang selalu jujur.
Jadi, maaf maaf jika rasa ini mengubahmu, mengubah sikap dan sifatmu . Maaf jika rasa ini menuntunmu untuk menjauh, maaf jika rasa ini membuatmu benci, dan maaf jika aku sayang sama kamu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar