Berawal dari biasa saja hingga
akhirnya menjadi sesuatu yang luar biasa.
Hati memang tidak dapat
dibohongi, hati tak dapat ditutupi, dan hati tak dapat mengelak
Hati selalu menunjukkan apa yang
yang sebenanya ia rasakan, hingga akhirnya rasa itu
Menjadi sebuah kepedulian,
kepedulian yang bisa membuat dekat dengannya, kepedulian
Yang bisa membuat lebih tahu
tentang dirinya, dan kepedulian yang membuat sakit.
Sakit karena terlalu peduli,
sakit karena rasa itu ada di dalam hati, sakit karena rasa itu
Tak dapat terungkapkan dan seharusnya rasa itu tidak untuk
diungkapkan. Dan berharap rasa itu
Dapat pergi, pergi seiring
dirimu telah bersamanya. Namun sayang, rasa itu tetap ada, dan sulit
untuk pergi, bahkan menambah
keperihan, menambah kesakitan, dan tak jarang air matapun harus
rela membasahi pipi.
Tuhan, rasa ini wajarkan ?
Tuhan, ini tidak salah kan ?
Tidak salah jika rasa itu ada
untuk dirinya. Tak dapat dipungkiri dirinya terlalu indah, hingga rasa
yang Biasa menjadi luar biasa.
Oh Tuhan, bagaimana bisa rasa itu pergi ?! sementara dirinya begitu
indah Sangat indah, tapi Tuhan
kesadaran itu ada, tak mungkin rasa itu terungkap. Tak mungkin rasa
ini berlanjut menjadi indah
seindah dirinya, yang ada hanya kepedihan kepedihan karena perasaan.
Entah kapan rasa ini akan pergi,
sementara dirinya tak semudah itu untuk dilupakan begitu saja
Walau tak pernah ada sesuatu
yang terjalin. Tapi kepedulian yang menyakitkan itu tetap ada, karena
Inilah cara untuk tetap dekat
dengannya. Tetap mengetahui tentang dirinya.
Tuhan, mungkinkah rasa yang tak
seharusnya tak terungkapkan sudah ia ketahui ?
Jika iya, berharap ada
pengertian. kalau itu wajar dan kamu dapat memahaminya...
dan maaf, maaf jika kau
kusayangi ,maaf jika kau terusik dengan rasa itu.
Tuhan, jaga dia, biarlah rasa
ini menjadi kenangan ,kenangan yang indah dan menyakitkan.
Tuhan , lindungi dia dan berilah yang terbaik untuk
dirinya.
Hari terus berganti, hingga
akhirnya tiba pada saatnya, saat yang menyedihkan , saat yang mengaharukan,
namun saat itu mungkin dapat menjadi saat yang membuat semunya berakhir ,
rasaku berakhir untukmu, rasa tanpa kesan, rasa yang hambar, rasa yang
menyakitkan.
Dan semuanya harus seperti
biasa, dimana rasa itu tak pernah ada, dimana semuanya baik-baik saja, dan
dimana semuanya terasa indah. Atau bahkan hilang tanpa jejak, pergi, pergi
meninggalkan ini. Mungkin ini salah, namun bagimu ini benar.
Tuhan, kenapa rasa itu harus ada
? harus ada untuknya? rasa yang hanya menjadi duri, yang menusuk hati. Menjauh
mungkin lebih baik dibandingkan begini. Ini hanya akan menambah duri, duri yang
terus menusuk hati hingga akhirnya air mata harus rela membasahi pipi.
Tapi kenapa harus begini ?
kenapa harus ada sekat, padahal rasa itu tak bermuara juga..?kenapa harus ada
benci, padahal rasa itu tak berbuah manis. Kenapa harus ,harus, dan harus
seperti ini ?jika rasa ini dapat hilangkan sejak awal,ingin rasanya menghilangkan
rasa ini. Jika rasa ini dapat tidak merasakan apa-apa, rasa ini akan biasa
saja. Tapi inilah rasa, rasa yang yang tak semudah itu untuk pergi, rasa yang
tak mudah untuk hilang, rasa yang selalu jujur.
Jadi, maaf maaf jika rasa ini
mengubahmu, mengubah sikap dan sifatmu . Maaf jika rasa ini menuntunmu untuk
menjauh, maaf jika rasa ini membuatmu benci, dan maaf jika aku sayang sama
kamu.