PANDANGAN
FILSAFAT TENTANG KEPENDIDIKAN
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata
Kuliah Filsafat Ilmu

KELOMPOK 1
Arlian
Fachrul Syaputra
Femmy
Angreany
Gusman
Nur
Atia Bahar
Munira
FAKULTAS
BAHASA DAN SASTRA
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA ASING/JERMAN
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2013
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT karena berkat rahmat dan Hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dalam bentuk sederhana. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan
kepada segenap pihak atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan
kepada penulis, khususnya kepada :
1.
Ibu Misnawaty Usman, M.Si selaku pembimbing
sekaligus dosen mata
kuliah filsafat ilmu yang telah memberikan penulis arahan, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
2.
Ibu Erna selaku pembimbing sekaligus dosen mata kuliah filsafat ilmu yang telah memberikan penulis arahan, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
3.
Teman-teman yang telah memberikan
bantuan, semangat, dan motofasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat berbagai kekurangan di dalamnya.
Untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya dan penulis mengharapkan
agar pembaca memberikan masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kelengkapan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca khususnya bagi penulis
Makassar, Desember 2013
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
I PENDAHULUAN 1
A. Latar
Belakang 1
B. Rumusan
Masalah 1
C. Tujuan 1
D. Manfaat 2
II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian
Pendidikan 3
B. Pandangan
Filsafat Tentang Pendidikan 4
C. Hubungan
Filsafat Dengan Pendidikan 7
III PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kata filsafat
berasal dari bahasa Yunani, philosophia berasal dari kata-kata philia = persahabatan,cinta dan sophia
= kebijaksanaan. Sehingga
arti harafiahnya adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Seseorang yang mendalami bidang falsafah
disebut filsuf.
Salah satu cabang filsafat, adalah filsafat pendidikan. Filsafat dan pendidikan merupakan dua
hal yang
tak terpisahkan. Pendidikan merupakan aktivitas yang bersifat
teleologis, yaitu aktivitas yang diarahkan pada
pencapaian tujuan. Tujuan
pendidikan merupakan sesuatu yang ideal berkenaan dengan
sosok manusia yang diharapkan. Filsafat
membahas segala sesuatu termasuk fenomena
pendidikan dan bagaimana pandangan filsafat tentang kependidikan.
Terdapat
beberapa pandangan filsafat tentang kependidikan. Ini merupakan hal penting untuk diketahui dalam kehidupan. Maka
pada kesempatan ini penulis mencoba membahas mengenai pandangan filsafat
tentang kependidikan.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu :
1.
Apa
pengertian pendidkan ?
2.
Bagaimana
filsafat dalam pendidikan ?
3.
Bagaimana
hubungan filsafat dengan pendidikan ?
C. Tujuan
Adapaun tujuan penulis
dalam makalah ini yaitu :
1.
Untuk
mengetahui apa itu pendidikan
2.
Untuk
mengetahui bagaimana pandangan filsafat tentang pendidikan
3.
Untuk
mengetahui bagaimana hubungan filsafat dalam teori pendidikan
D. Manfaat
Adapun manfaat dalam
makalah ini yaitu :
1.
Dapat memberikan pemahaman kepada
pembaca mengenai filsafat dan pendidikan
2.
Sebagai bahan informasi mengenai
pandangan filsafat tentang
pendidikan
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
baik berupa potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsa untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Melalui proses pendidikan manusia dapat menjadi manusia
yang bermoral.Moral adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Menurut Muhamaad
Fadhil al-jamaly, jiwa yang terpimpin
dengan proses pendidikan dapat memunculkan tindakan moral yang menggiring,
memimpin dan mengarahkan manusia kea rah pengupayaannya mendalami hakikat dan
meuntun ilmu yang benar yang akan menjadi pengarah pada pengupayaan amal-amal
saleh, maksundnya yaitu moralitas merupakan prasyarat pemunculan amal-amal
saleh dalam diri manusia.
Adapun
fungsi dari lembaga pendidikan yaitu sebagai berikut :
- Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
- Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
- Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
- Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
- Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
- Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
- Menjamin integrasi sosial.
- Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
- Sumber inovasi sosial.
B.
Pandangan Filsafat Tentang Pendidikan
Pendidikan
sejak awal selalu diarahkan pada upaya-upaya untuk menjadikan manusia-manusia
memiliki perbaikan-perbaikan dan perubahan-perubahab yang mengarah pada
realitas idealitas manusia. Dalam rangka perwujudan inilah, maka banyak
pemikiran yang ditujukan untuk menciptakan kondisi-kondisi yang benar-benar
mendukung bagi pelakasanaan suatu kegiatan kependidikan.
Lahirnya
aliran-aliran dalam filsafat pendidikan selalu didasarkan atas keinginan
menciptakan manusia-manusia ideal melalui jalur pendidikan. Oleh sebab itu pula
timbullah berbagai pemikiran kependidikan yang selalu mengacu pada cara pandang
seseorang atau sekelompok orang dalam menilik eksistensi manusia dalam
memperoleh pengalaman-pengalaman yang pada gilirannya akan membentuk perdaban
dan kebudayaan manusia itu sendiri. Adapun aliran-aliran tersebut yaitu sebagai
berikut :
1. Progresivisme
Progresivisme secara bahasa dapat
diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan-kemajuan secara cepat.
Dalam konteks filsafat pendidikan, progresivisme merupakan suatu aliran yang
menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekedar upaya pemberian sekumpulan
pengetahuan kepada subjek didik , tetapi hendaknya berisi beragam aktivitas
yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir secara menyeluruh, sehingga
peserta didik dapat berpikir secara sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti
penyediaan ragam data empiris dan
informasi teoritis, memberikan analisis, pertimbangan dan pembuatan kesimpulan
yang paling memungkinkan untuk pemecahan masalah yang tengah dihadapi. Dengan
demikian, akan terwujud kemampuan berpikir yang baik, terampil dalam membuat
keputusan – keputusan yang baik untuk dirinya dan masyarakat serta dengan mudah
pula dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Oleh karena itu, tugas
pendidikan adalah mealtih kemampuan-kemapuan peserta didik dalam memecahkan
berbagai masalah kehidupan yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan
yang berguna bagi kehidupan dalam masyarakat.
2. Perenialisme
Perenialisme berasal dari kata
perennial, yang berarti continuing troughout the whole year atau lasting for a
very long time, yakni abadi atau kekal yang terus ada tanpa akhir. Aliran ini
memandang bahwa hakikat manusia sebagai makhluk rasional yang akan selalu sama
bagi setiap manusia dimana pun dan sampai kapan pun dalam pengembangan
sejarahnya. Pendidikan menurut aliran ini adalah upaya untuk mempersiapkan
kehidupan, bagaimana membantu peserta didik menemukan kebenaran abadi.
Kebenaran ini hanya dapat diperoleh melalui latihan intelektual yang dapat
menjadikan pemikiran peserta didik menjadi teratur dan dan teristematis
sedemikian rupa. Aliran ini meyakini bahwa pendidikan adalah transfer ilmu
pengetahuan tentang kebenaran abadi. Pengetahuan adalah suatu kebenaran
sedangkan selamanya memiliki kesamaan. Pendidikan harusnya mencari pola agar
peserta didik dapat menyesuaikan diri bukan pada dunia saja, tetapi juga pada
hakikat kebenaran.
3. Esensialisme
Esensialisme adalah suatu aliran
filsafat yang merupakan perpaduan ide filsafat idelisme – objektif di satu sisi
dan realism – objektif di sisi lainnya. Dalam konteks filsafat pendidikan,
aliran ini memiliki ciri utama yang menekankan bahwa pendidikan mesti dibangun
di atas nilai-nilai yang kukuh, tetap dan stabil. Esensialisme memberikan
penekanan upaya kependidikan dalam hal pengujian ulang materi-materi kurikulum,
memberikan pembedaan – pembedaan esensial dan non esensial. Aliran ini meyakini
bahwa pelaksanaan pendidikan memerlukan modifikasi dan penyempurnaan sesuai
dengan kondisi manusia yang bersifat dinamis dan selalu berkembang dan
pendidikan harus dibina atas dasar nilai-nilai yang kukuh dan tahan lama agar
memberikan kejelasan dan kestabilan.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksi berasal dari bahasa
inggris , reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam artian filsafat
pendidikan, rekonstruksionisme adalah sebuah aliran yang berupaya merombak tata
susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang modern. Aliran
ini sering pula disebut sebagai aliran rekinstruksi sosial. Aliran ini
berpendapat bahwa pendidikan adalah tanggung jawab sosial. Hal ini karena
eksistensi pendidikan dalam keseluruhan realitasnya diarahkan untuk
pengembangan atau perubahan masyarakat. Teori belajar dikaitkan dengan
pembentukan kepribadian peserta didik yang berorientasi pada masa depan. Aliran
ini menginginkan pendidikan dapat memunculkan kesadaran para peserta didik
untuk senantiasa memperhatikan persoalan sosial, ekonomi dan politk. Tujuan dari
aliran ini yaitu untuk membangun masyarakat baru. Aliran ini berpendapat bahwa
pendidikan sebagai suatu lembaga masyarakat yang diarahkan pada upaya rekayasa
sosial sehingga segala aktivitasnya senantiasa merupakan sebagai solusi
terhadap berbagai problem kehidupan dalam masyarakat. Oleh karena itu , lembaga
pendidikan harus memiliki komitmen untuk menciptakan masyarakat baru yang sarat
dengam nilai-nilai dasar budaya dan sosial ekonomi yang akan membentuk
harmonisasi suatu masyarakat. Pendidikan dalam hal ini mesti diarahkan pada
perubahan pola pikir masyarakat, sehingga teknologi – telnologi yang begitu
besar sehingga dapat dijadikan sebagai sumber aktivitas.
C.
Hubungan Filsafat Dengan Pendidikan
Hubungan antara
filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah penting. sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman
suatu sistem pendidikan. Menurut Jalaludin hubungan fungsional
antara filsafat dan teori pendidikan adalah:
1.
Filsafat merupakan suatu cara pendekatan
yang dipakai untuk memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikan.
2.
Filsafat berfungsi memberi arah terhadap
teori pendidikan yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
3.
Filsafat, dalam hal ini fisafat
pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu
pendidikan.
Pandangan filsafat pendidikan sama
pernaannya dengan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan
pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang
sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat,
sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.
Hubungan filsafat dengan filsafat
pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Filsafat mempuyai objek lebih luas,
sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia
filsafat pendidikan saja
2.
Filsafat hendak memberikan pengetahuan/
pendiidkan atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab,
tetapi yang tak begitu mendalam
3.
Filsafat memberikan sintesis kepada
filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4.
Lapangan filsafat mungkin sama dengan
lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan.
Brubacher mengemukakan tentang hubungan antara
filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan bahwa filsafat
tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan
filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha
untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan
ilmu yang pada hakekantya jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yagn timbul dalam
lapangan pendidkan. Oleh karena bersifat filosofis, dengan sendirinya filsafat
pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis
terhadap lapangan pendidikan.
Jadi, antara filsafat pendidikan dan pendidikan
terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat
pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam sistem pendidikan karena
filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
Antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat
mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan
berusaha mewujudkan citra tersebut.
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dalam makalah ini yaitu :
1.
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
baik berupa potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsa untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
2.
Aliran-aliran
pendidikan Progresivisme,
perenalisme, esensialisme, rekonstruksionisme
3.
Filsafat merupakan pemberi arah dan
pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan
kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
B.
Saran
1.
Sebagai
generasi penerus bangsa agar lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
mengenai filsafat dan pendidikan
2.
Hendaknya masyarakat lebih meningkatkan
keinginan tahuan mengenai pendidikan
,khusunya mengenai filsafat
dan pendidikan
DAFTAR
PUSTAKA
Artikel.DEFINISI,RUANG LINGKUP DAN ALIRAN
FILSAFAT PENDIDIKAN. Diakses, 28
November 2013
file:///D:/MAKALAH
FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN.html. Diakses, 28 November 2013
file:///D:/Pendidikan
Wikipedia bahasa Indonesia ensiklopedia bebas.html.Diakses, 28 November 2013
http://denovoidea.wordpress.com/2009/02/23/hubungan-filsafat-dan-pendidikan/. Tanggal 10 September 2013
http://muminatus.blog.com/filsafat-dalam-ilmu-pendidikan/. Diakses, 28 November 2013
Muhmidayel. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung : PT
Rafika Aditama