Kamis, 20 Maret 2014

PANDANGAN FILSAFAT TENTANG KEPENDIDIKAN

Makalah
 Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Filsafat Ilmu

logo unm.jpg

KELOMPOK  1
Arlian Fachrul Syaputra
Femmy Angreany
Gusman
Nur Atia Bahar
Munira

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ASING/JERMAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2013 






KATA  PENGANTAR

          Puji  dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan Hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk sederhana. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada segenap pihak atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis, khususnya kepada :
1.      Ibu Misnawaty Usman, M.Si selaku pembimbing sekaligus dosen mata kuliah filsafat ilmu yang telah memberikan penulis arahan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
2.      Ibu Erna selaku pembimbing sekaligus dosen mata kuliah filsafat ilmu yang telah memberikan penulis arahan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3.      Teman-teman yang telah memberikan bantuan, semangat, dan motofasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

          Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat berbagai kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya dan penulis mengharapkan agar pembaca memberikan masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun demi kelengkapan makalah ini.
          Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi penulis
                                                                                               
                                                                                Makassar,  Desember  2013



DAFTAR  ISI

KATA PENGANTAR                                                                 i
DAFTAR ISI                                                                                                        ii
I  PENDAHULUAN                                                                                           1
A.    Latar Belakang                                                                                          1
B.     Rumusan Masalah                                                                                     1
C.     Tujuan                                                                                                       1
D.    Manfaat                                                                                                     2
II  PEMBAHASAN                                                                                             3
A.    Pengertian Pendidikan                                                                              3   
B.     Pandangan Filsafat Tentang Pendidikan                                                  4
C.     Hubungan Filsafat Dengan Pendidikan                                                    7                           
III   PENUTUP                                                                                                    10
A.    Kesimpulan                                                                                               10
B.     Saran                                                                                                         10

DAFTAR PUSTAKA                                                                                          11
                                                                                       



I   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia berasal dari kata-kata philia = persahabatan,cinta dan sophia = kebijaksanaan. Sehingga arti harafiahnya adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut  filsuf. 
Salah satu cabang filsafat, adalah filsafat pendidikan. Filsafat dan pendidikan merupakan dua hal  yang  tak terpisahkan. Pendidikan merupakan aktivitas yang bersifat teleologis, yaitu aktivitas yang diarahkan pada  pencapaian tujuan. Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ideal berkenaan dengan sosok manusia yang diharapkan. Filsafat membahas segala sesuatu termasuk fenomena  pendidikan dan bagaimana pandangan filsafat tentang kependidikan.
Terdapat beberapa pandangan filsafat tentang kependidikan. Ini merupakan hal penting untuk diketahui dalam kehidupan. Maka pada kesempatan ini penulis mencoba membahas mengenai pandangan filsafat tentang kependidikan.

B.     Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.      Apa pengertian pendidkan ?
2.      Bagaimana filsafat dalam pendidikan ?
3.      Bagaimana hubungan filsafat dengan pendidikan ?

C.    Tujuan
            Adapaun tujuan penulis dalam makalah ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui apa itu pendidikan
2.      Untuk mengetahui bagaimana pandangan filsafat tentang pendidikan
3.      Untuk mengetahui bagaimana hubungan filsafat dalam teori pendidikan

D.    Manfaat
            Adapun manfaat dalam makalah ini yaitu :
1.      Dapat memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai filsafat dan pendidikan
2.      Sebagai bahan informasi mengenai pandangan filsafat tentang pendidikan




















II PEMBAHASAN


A.    Pengertian Pendidikan
            Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya baik berupa potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsa untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Melalui proses pendidikan manusia dapat menjadi manusia yang bermoral.Moral adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Menurut Muhamaad Fadhil  al-jamaly, jiwa yang terpimpin dengan proses pendidikan dapat memunculkan tindakan moral yang menggiring, memimpin dan mengarahkan manusia kea rah pengupayaannya mendalami hakikat dan meuntun ilmu yang benar yang akan menjadi pengarah pada pengupayaan amal-amal saleh, maksundnya yaitu moralitas merupakan prasyarat pemunculan amal-amal saleh dalam diri manusia.
            Adapun fungsi dari lembaga pendidikan yaitu sebagai berikut :
  1. Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
  2. Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
  3. Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
  4. Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
  1. Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
  2. Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
  3. Menjamin integrasi sosial.
  4. Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
  5. Sumber inovasi sosial.
B.     Pandangan Filsafat Tentang Pendidikan
Pendidikan sejak awal selalu diarahkan pada upaya-upaya untuk menjadikan manusia-manusia memiliki perbaikan-perbaikan dan perubahan-perubahab yang mengarah pada realitas idealitas manusia. Dalam rangka perwujudan inilah, maka banyak pemikiran yang ditujukan untuk menciptakan kondisi-kondisi yang benar-benar mendukung bagi pelakasanaan suatu kegiatan kependidikan.
Lahirnya aliran-aliran dalam filsafat pendidikan selalu didasarkan atas keinginan menciptakan manusia-manusia ideal melalui jalur pendidikan. Oleh sebab itu pula timbullah berbagai pemikiran kependidikan yang selalu mengacu pada cara pandang seseorang atau sekelompok orang dalam menilik eksistensi manusia dalam memperoleh pengalaman-pengalaman yang pada gilirannya akan membentuk perdaban dan kebudayaan manusia itu sendiri. Adapun aliran-aliran tersebut yaitu sebagai berikut :
1.      Progresivisme
Progresivisme secara bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan-kemajuan secara cepat. Dalam konteks filsafat pendidikan, progresivisme merupakan suatu aliran yang menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekedar upaya pemberian sekumpulan pengetahuan kepada subjek didik , tetapi hendaknya berisi beragam aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir secara menyeluruh, sehingga peserta didik dapat berpikir secara sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti penyediaan ragam data empiris  dan informasi teoritis, memberikan analisis, pertimbangan dan pembuatan kesimpulan yang paling memungkinkan untuk pemecahan masalah yang tengah dihadapi. Dengan demikian, akan terwujud kemampuan berpikir yang baik, terampil dalam membuat keputusan – keputusan yang baik untuk dirinya dan masyarakat serta dengan mudah pula dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Oleh karena itu, tugas pendidikan adalah mealtih kemampuan-kemapuan peserta didik dalam memecahkan berbagai masalah kehidupan yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dalam masyarakat.
2.      Perenialisme
Perenialisme berasal dari kata perennial, yang berarti continuing troughout the whole year atau lasting for a very long time, yakni abadi atau kekal yang terus ada tanpa akhir. Aliran ini memandang bahwa hakikat manusia sebagai makhluk rasional yang akan selalu sama bagi setiap manusia dimana pun dan sampai kapan pun dalam pengembangan sejarahnya. Pendidikan menurut aliran ini adalah upaya untuk mempersiapkan kehidupan, bagaimana membantu peserta didik menemukan kebenaran abadi. Kebenaran ini hanya dapat diperoleh melalui latihan intelektual yang dapat menjadikan pemikiran peserta didik menjadi teratur dan dan teristematis sedemikian rupa. Aliran ini meyakini bahwa pendidikan adalah transfer ilmu pengetahuan tentang kebenaran abadi. Pengetahuan adalah suatu kebenaran sedangkan selamanya memiliki kesamaan. Pendidikan harusnya mencari pola agar peserta didik dapat menyesuaikan diri bukan pada dunia saja, tetapi juga pada hakikat kebenaran.
3.      Esensialisme
Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang merupakan perpaduan ide filsafat idelisme – objektif di satu sisi dan realism – objektif di sisi lainnya. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran ini memiliki ciri utama yang menekankan bahwa pendidikan mesti dibangun di atas nilai-nilai yang kukuh, tetap dan stabil. Esensialisme memberikan penekanan upaya kependidikan dalam hal pengujian ulang materi-materi kurikulum, memberikan pembedaan – pembedaan esensial dan non esensial. Aliran ini meyakini bahwa pelaksanaan pendidikan memerlukan modifikasi dan penyempurnaan sesuai dengan kondisi manusia yang bersifat dinamis dan selalu berkembang dan pendidikan harus dibina atas dasar nilai-nilai yang kukuh dan tahan lama agar memberikan kejelasan dan kestabilan.
4.      Rekonstruksionisme
Rekonstruksi berasal dari bahasa inggris , reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam artian filsafat pendidikan, rekonstruksionisme adalah sebuah aliran yang berupaya merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang modern. Aliran ini sering pula disebut sebagai aliran rekinstruksi sosial. Aliran ini berpendapat bahwa pendidikan adalah tanggung jawab sosial. Hal ini karena eksistensi pendidikan dalam keseluruhan realitasnya diarahkan untuk pengembangan atau perubahan masyarakat. Teori belajar dikaitkan dengan pembentukan kepribadian peserta didik yang berorientasi pada masa depan. Aliran ini menginginkan pendidikan dapat memunculkan kesadaran para peserta didik untuk senantiasa memperhatikan persoalan sosial, ekonomi dan politk. Tujuan dari aliran ini yaitu untuk membangun masyarakat baru. Aliran ini berpendapat bahwa pendidikan sebagai suatu lembaga masyarakat yang diarahkan pada upaya rekayasa sosial sehingga segala aktivitasnya senantiasa merupakan sebagai solusi terhadap berbagai problem kehidupan dalam masyarakat. Oleh karena itu , lembaga pendidikan harus memiliki komitmen untuk menciptakan masyarakat baru yang sarat dengam nilai-nilai dasar budaya dan sosial ekonomi yang akan membentuk harmonisasi suatu masyarakat. Pendidikan dalam hal ini mesti diarahkan pada perubahan pola pikir masyarakat, sehingga teknologi – telnologi yang begitu besar sehingga dapat dijadikan sebagai sumber aktivitas.

C.    Hubungan Filsafat Dengan Pendidikan
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah penting. sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Menurut Jalaludin hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan adalah:
1.        Filsafat merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai untuk memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan.
2.        Filsafat berfungsi memberi arah terhadap teori pendidikan yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
3.        Filsafat, dalam hal ini fisafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
Pandangan filsafat pendidikan sama pernaannya dengan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.
Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.        Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2.         Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3.        Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4.        Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan.
Brubacher mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekantya jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karena bersifat filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
Jadi, antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubung­an yang erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam sistem pendi­dikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.

























III  PENUTUP


A.             Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini yaitu :
1.         Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya baik berupa potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsa untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
2.         Aliran-aliran pendidikan Progresivisme, perenalisme, esensialisme, rekonstruksionisme
3.         Filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.

B.              Saran
1.        Sebagai generasi penerus bangsa agar lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai filsafat dan pendidikan
2.        Hendaknya masyarakat lebih meningkatkan keinginan tahuan mengenai pendidikan ,khusunya mengenai filsafat dan pendidikan






DAFTAR  PUSTAKA


Artikel.DEFINISI,RUANG LINGKUP DAN ALIRAN FILSAFAT  PENDIDIKAN. Diakses, 28 November 2013
file:///D:/Pendidikan Wikipedia bahasa Indonesia ensiklopedia bebas.html.Diakses, 28 November 2013
Muhmidayel. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung : PT Rafika Aditama